/he Cara Mendidik Anak yang di Contohkan Luqman Al-Hakim yang Sesuai Al-Qur’an Surah Al-Luqman Ayat 13-19

Cara Mendidik Anak yang di Contohkan Luqman Al-Hakim yang Sesuai Al-Qur’an Surah Al-Luqman Ayat 13-19


Cara Mendidik Anak yang di Contohkan Luqman Al-Hakim yang Sesuai Al-Qur’an Surah Al-Luqman Ayat 13-19

Luqman adalah nama hamba yang Allah jadikan namanya menjadi nama di salah satu surat di Al-Qur’an karena sifat beliau yang amat bijak dan takwa yang dimilikinya serta bagaimana beliau mendidik anaknya agar menjadi pribadi muslim yang setia kepada Allah


Cara Luqman Al-Hakim mendidik anak sebagai berikut:

1. Mengenalkan Tauhid  

Seperti pesan Luqman terhadap anak-anaknya dalam surat Luqman ayat 13:   “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”.

2. Berbakti Kepada Orang Tua

Seperti dalam surat Luqman ayat 14:

 “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. Pada ayat ini Allah mengisahkan pembelajaran oleh Luqman terhadap anak-anaknya tentang keutamaan berbaktinya seorang anak karena kesusahan ayah dan ibunya saat anak masih dalam kandungan, terlebih ibu yang susah yang bertambah-tambah dan kita diwajibkan bersyukur kepada Allah dan kedua orang tua dengan berbakti kepada keduanya. Berbakti kepada orang tua termasuk meminta izin terhadap apa yang ingin kita lakukan dalam skala makro, seperti ingin menikah, bekerja, maupun pindah ke tempat baru.

3. Ketika Orang Tua Mengajarkan Berbuat Maksiat Kepada Allah Tidak Boleh Di Ikuti Keduanya.

Adapun pada ayatnya yaitu Luqman ayat 15:

 “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. 

Poin yang terpenting di ayat ini adalah jika orang tua mengajak kepada kemaksiatan maka tidak boleh mengikuti, namun kita tetap berkewajiban bergaul dengan baik terhadap orang tua. Contoh terbaik untuk menggambarkan aplikasi ayat ini adalah kisah nabi Ibrahim ketika menasihati ayahnya yang pembuat patung untuk disembah oleh masyarakatnya, beliau tidak mengikuti langkah ayahnya dan tetap memberi nasihat dan berdiskusi dengan ayahnya mengenai perbuatan maksiat yang ayahnya lakukan. Mungkin kita sering bertanya, kenapa masih banyak anak yang perilakunya tidak baik,

4. Mendidik Konsekuensi Terhadap Tingkah Laku Agar Tidak Sembarangan Dalam Melakukan Tindakan.

Dalam surat Luqman ayat 16:

 “(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui”. 

Dalam ayat ini terdapat konsep keimanan pada hari akhir. Dari konsep tersebut butuh dua pemahaman untuk menjalankannya dengan baik. Pertama adalah Ihsan, yaitu sikap muraqabatullah di mana manusia itu berada, maka Allah akan mengetahui apa yang dia lakukan maupun niat yang ada dalam hatinya. Kedua adalah tanggung jawab Ilahiyah, di mana seseorang harus bertanggung jawab akan tindakannya selama di dunia di hadapan Allah kelak.

5. Mengajarkan Amar Ma’ruf Nahi Mugkar Sehingga Menjadi Shalih/Sholihah

Terdapat dalam surat Luqman ayat 17:

 “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. Kewajiban ini merupakan konsep tanggung jawab secara konstitusi antara Allah dengan hamba-Nya yang bertaqwa. Konsep pertama yaitu, seorang hamba yang bertaqwa senantiasa melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, namun melakukan ini pada zaman sekarang butuh berjamaah karena selain godaan banyak tapi juga fitnah akan deras mengalir ke orang yang melakukan nahi munkar. Contoh nahi munkar yang paling kongkret adalah FPI, mereka berani mencegah kemunkaran dengan tangan, di mana saat itu polisi dan pemerintah yang beridentitas muslim tidak berani mencegah yang munkar di depan mata. Kedua adalah sabar atas keadaan yang menimpa dirinya, rasa sabar inilah yang membuat manusia semakin tegar dalam menghadapi cobaan dalam mengimplementasikan ilmu yang dimiliki.

6.  Pendidikan Akidah Akhlaq

 Ayat 18-19 Bukan Hanya Untuk Anak Akan Tetapi Untuk Kita Semua

Terdapat dalam ayat ke 18 dan 19,

  “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. Sikap sombong di sini adalah merendahkan orang lain dan tidak mau mendengarkan kebenaran, alangkah kasihan orang tersebut karena Allah akan mengazabnya dengan siksa yang pedih karena yang patut sombong hanya Allah SWT.

Sekian semoga bermanfaat bagi kita semua Amiiiiiiiin..

https://subhancreative.wordpress.com/2013/05/01/7-tips-mendidik-anak-yang-di-contohkan-luqman-al-hakim-yang-sesuai-al-quran-surah-al-luqman-ayat-13-19/

0 Response to "Cara Mendidik Anak yang di Contohkan Luqman Al-Hakim yang Sesuai Al-Qur’an Surah Al-Luqman Ayat 13-19"

Posting Komentar

close